Senin, 07 Januari 2013
NORTH CAROLINA, KOMPAS.com — Fosil kura-kura raksasa
yang hidup 60 juta tahun lalu ditemukan di kawasan tambang Cerrejón
Coal Mine sumur La Puente di Columbia. Kura-kura tersebut unik karena
punya karapas yang berbentuk lingkaran sempurna.
"Cangkang dari kura-kura ini jauh lebih bundar dari kura-kura lainnya," ungkap Carlos Jaramillo dari Smithsonian Tropical Research Institute di Panama yang terlibat dalam penelitian, seperti dikutip situs Livescience, Kamis (12/7/2012).
Nama spesies kura-kura tersebut adalah Puentemys mushaisaensis, sesuai nama sumur tempat penemuannya. Lebar cangkang kura-kura ini sekitar 1,5 meter. Dengan ukuran itu, ular terbesar yang ada saat itu, Titanoboa, bahkan tak mampu memangsa kura-kura ini.
"Cangkan bentuk lingkaran dan kubah rendah meningkatkan area tubuh yang terekspos Matahari, membantu kura-kura yang berdarah dingin menghangatkan suhu tubuh pada temperatur yang memungkinkannya bisa lebih aktif," kata Edwin Cadena dari North Carolina University, pimpinan studi, dalam publikasi di Journal of Palaentology.
Penemuan kura-kura ini menjadi bukti adanya booming reptil tropis pascakepunahan dinosaurus. Faktor lingkungan seperti jumlah predator yang minim, habitat yang besar, perubahan iklim, dan makanan yang melimpah adalah beberapa faktor yang diduga bisa mendukung kura-kura hingga punya ukuran raksasa.
Cerrejón Coal Mine memang terkenal sebagai situs palaentologi menarik. Kawasan ini menjadi tempat penemuan fosil Titanoboa cerrejonensis, buaya jenis Cerrejonisuchus improcerus dan Acherontisuchus guajiraensis, dan kura-kura jenis Carbonemys cofrinii yang berukuran sebesar mobil, serta Cerrejonemys wayuunaiki yang bercangkang tebal.
"Cangkang dari kura-kura ini jauh lebih bundar dari kura-kura lainnya," ungkap Carlos Jaramillo dari Smithsonian Tropical Research Institute di Panama yang terlibat dalam penelitian, seperti dikutip situs Livescience, Kamis (12/7/2012).
Nama spesies kura-kura tersebut adalah Puentemys mushaisaensis, sesuai nama sumur tempat penemuannya. Lebar cangkang kura-kura ini sekitar 1,5 meter. Dengan ukuran itu, ular terbesar yang ada saat itu, Titanoboa, bahkan tak mampu memangsa kura-kura ini.
"Cangkan bentuk lingkaran dan kubah rendah meningkatkan area tubuh yang terekspos Matahari, membantu kura-kura yang berdarah dingin menghangatkan suhu tubuh pada temperatur yang memungkinkannya bisa lebih aktif," kata Edwin Cadena dari North Carolina University, pimpinan studi, dalam publikasi di Journal of Palaentology.
Penemuan kura-kura ini menjadi bukti adanya booming reptil tropis pascakepunahan dinosaurus. Faktor lingkungan seperti jumlah predator yang minim, habitat yang besar, perubahan iklim, dan makanan yang melimpah adalah beberapa faktor yang diduga bisa mendukung kura-kura hingga punya ukuran raksasa.
Cerrejón Coal Mine memang terkenal sebagai situs palaentologi menarik. Kawasan ini menjadi tempat penemuan fosil Titanoboa cerrejonensis, buaya jenis Cerrejonisuchus improcerus dan Acherontisuchus guajiraensis, dan kura-kura jenis Carbonemys cofrinii yang berukuran sebesar mobil, serta Cerrejonemys wayuunaiki yang bercangkang tebal.